Latest News

Kisah Seorang Pria yang Tersenyum Saat Ibunya Dimakamkan Bikin Banyak Orang Menangis

Kisah Seorang Pria yang Tersenyum Saat Ibunya Dimakamkan

Kisah yang sangat inspiratif ini kini viral di dunia maya. Ini adalah kisah seorang anak yang ditinggal ibunya meninggal dunia. Tidak seperti keluarganya yang lain, ia tidak larut dalam kesedihan dan mengatakan kalau ia bersyukur Ibunya sudah meninggal. Sebagian besar pembaca akan marah saat membaca hingga bagian ini. Tapi bacalah sampai terakhir dan anda akan mendapatkan makna yang sangat mendalam.

“Aku bersyukur ibuku meninggal….”

Banyak orang yang memandang aneh pria ini, disaat banyak orang orang yang datang dan menyalaminya serta mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya seorang Ibu yang sudah melahirkannya. Sama sekali tidak ada kesedihan di wajahnya.

Senyumnya yang sangat ramah membuat banyak orang bertanya tanya, termasuk anggota keluarga yang lainnya. Ia terus berdiri di tepi kuburan dan menatap makam sang ibunda.

Tanpa rasa sedih sedikitpun, ia masuk ke dalam liang lahat dan membantu pemakaman ibunya tanpa memikirkan jasnya yang kotor karena tanah basah.

Ia hanya tersenyum saat melihat wajah ibunya yang sudah kaku dan tidak dapat membuka matanya lagi. Ia terus diam dan membuat orang makin bertanya tanya apa yang sebenarnya terjadi.

Saat semua orang sudah pergi meninggalkan kuburan itu, seorang ustadz tampak mendatangi pria ini dan bertanya

“Boleh saya bertanya, nak?”

Pria ini kemudian menoleh ke belakang seraya mengangguk pertanda setuju

Pak ustadz ini kemudian berdiri di sebelahnya dan mengatakan kalau ada warga yang penasaran mengapa ia sama sekali tidak bersedih atas kepergian ibunya..

“Saya hanya ingin meluruskan rasa penasaran warga padamu, ada apa antara kamu dan ibumu?”

“Maksudnya pak?”

“Yaaah, kami tidak melihat sedikitpun rasa sedih di wajahmu.”

Ia lalu tersenyum dan bercerita mengenai Ayahnya yang meninggal saat ia masih remaja karena sakit karena kenakalannya

Di hari terakhir ayahku, aku bertengkar hebat dengannya dan bahkan meyumpahinya hanya karena dia tak membelikan aku handphone yang kuinginkan. Aku takkan lupa saat ayahku selesai dikuburkan, pak ustadz.

Ibuku menangis setiap harinya, tubuhnya melemah dan mengurus. Namun dia tak berhenti berkeliling menjajakan bakwan keseluruh kampung meski beberapa bakwan yang terjual itu terasa asin bercampur dengan air matanya

Aku melihatnya setiap saat pak, dan aku tidak bisa berhenti menyalahkan diriku yang telah membawa kekecewaan di wajah ayahku saat dia meninggal. Sejak itu, aku meyakinkan diriku bahwa suatu hari nanti ibuku akan mengalami hal yang sama. Dia akan meninggal, dia akan meninggal, dan dia akan meninggal. Dan itu hanya masalah waktu.

Pikiran itu terus menghantuiku dan memaksaku harus melakukan sesuatu. Aku tak bisa lagi melakukan kesalahan yang sama seperti pada ayahku. Aku mengubah semua tentang hidupku, baik duniaku maupun agamaku, karena setiap harinya aku berpikir mungkin besok adalah hari terakhir ibuku. Hingga aku berada di posisi seperti ini, pak ustadz.”

Aku bersyukur, ibuku meninggal ketika aku tidak lagi membebani hidupnya…

Aku bersyukur, ibuku meninggal setelah aku memberinya cucu yang sehat dan berbakti…

Aku bersyukur, ibuku meninggal saat masa tuanya hanya tinggal memikirkan ibadah…

Aku bersyukur, ibuku meninggal dengan menepuk dada setiap kali dia bercerita tentangku dan saudariku…

Aku bersyukur, ibuku meninggal di rumahnya dan bukan di kontrakannya.

Aku bersyukur, ibuku meninggal sekarang ini, pk ustadz.

Aku bersyukur, ibuku meninggal penuh kebahagiaan karena aku dan saudariku selalu menghubunginya setiap hari menanyakan kabarnya dan menceritakan kabar kami..

Pria ini kemudian mulai meneteskan air mata hingga akhirnya menangis. Walaupun begitu ia tampak tidak sedih dan terus mengeluarkan senyum menyejukkan. Hingga ia berkata..

Dan aku bersyukur, pak ustadz. Aku bersyukur, ibuku meninggal tanpa membawa kekecewaan kealam sana dan yakin bahwa aku dan saudariku akan terus memberinya kebanggaan yang akan dikatakannya pada Tuhan dan pada ayahku. Penyesalanku sekarang, aku harus bersabar untuk melihat senyumnya dan mendengar tawanya lagi

Dia adalah Ibu yang melahirkan kita dengan penuh resiko hidup dan mati.. Sudah sepantasnya kita membahagiakannya semasa beliau masih hidup..

Bagi kalian yang masih memiliki ibu, datangi ibu kalian dan katakan kepadanya..

“Ibu aku sayang kepadamu..”

Kalau ibu kalian sudah tidak ada, kirimkanlah doa sebagai seorang anak supaya Allah senantiasa mengampuni dosa dosa Ibu saat masih ada.