Latest News

4 Kisah Keajiban Saat Tsunami Aceh

26 Desember 2004 menjadi hari yang tak terlupakan bagi masyarakat Aceh dan dunia. Pada waktu itu tsunami dahsyat meluluhlantakkan daratan Aceh.

Ribuan nyawa melayang. Ribuan orang mengalami luka dan hilang. Di mana-mana mayat ditemukan. Bahkan berhari-hari sebagian wilayah Aceh terisolasi karena semua infrastruktur rusak termasuk jalan.

Peristiwa 10 tahun lalu itu masih menyisakan cerita. Salah satunya soal keajaiban saat tsunami menerjang Aceh. Berikut ini keajaiban-keajaiban saat tsunami menyapu Aceh seperti dilansir merdeka.com dari berbagai sumber (25/12):

1.
Martunis 21 hari terombang-ambing di laut

Peristiwa mengharukan terjadi saat gelombang tsunami menghantam wilayah Aceh. Seorang bocah bernama Martunis saat itu selamat setelah 21 hari terombang-ambing di laut. Martunis kini sudah berusia 17 tahun. Dia adalah salah satu anak Aceh korban tsunami pada Desember 2004 lalu.

Ceritanya, pada Minggu pagi dia berencana bermain sepak bola bersama teman-temannya di lapangan sepak bola kampung. Dia saat itu memakai kostum timnas Portugal. Tiba-tiba datang gelombang tsunami.

Dia bersama keluarga saat itu berusaha menyelamatkan diri. Tapi tubuh Martunis terhempas gelombang tsunami hingga akhirnya dia terseret ke lautan.

Martunis selamat setelah meraih sepotong kayu, lalu terapung-apung. Kemudian dia berpindah ke kasur yang melintas di dekatnya, tapi nahas, kasur itupun tenggelam. Lalu dia memanjat sebatang pohon untuk bertahan hidup. Dia selamat setelah terseret arus tsunami yang kembali lagi ke laut dan terdampar di kawasan rawa-rawa dekat makam Teungku Syiah Kuala.

Setelah 21 hari bertahan, penduduk menemukan Martunis pada 15 Januari 2005. Warga menyerahkan dia kepada awak televisi Inggris yang kebetulan meliput di wilayah itu. Dalam sekejap gambar Martunis yang masih mengenakan kaus timnas Portugal, beredar di stasiun televisi Eropa.

Bocah kurus berkulit hitam itupun menarik simpati bintang top sepak bola Portugal seperti Luis Figo, Nuno Gomes, Cristiano Ronaldo, pelatih Luiz Felipe Scolari, serta Gilberto Madail, ketua Federasi Sepak Bola Portugal. Akhirnya Federasi Sepak Bola Portugal mengundang secara resmi Martunis ke negaranya.

2.
Masjid Rahmatullah masih kokoh diterjang tsunami


Cerita lainnya adalah Masjid Rahmatullah di Lampuuk Nangroe Aceh Darussalam. Masjid ini masih kokoh saat tsunami menerjang masjid tersebut.


Masjid itu dibangun pada 12 September 1997 oleh Gubernur Aceh saat itu Syamsudin Mahmud. Masjid ini menjadi satu-satunya bangunan yang masih kokoh dari sebuah perkampungan di Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar.

Bangunan-bangunan di sekitar masjid hancur dan terseret ombak. Sementara bangunan masjid masih kokoh berdiri.

Sebelum Tsunami, perkampungan ini dihuni oleh sekitar 6.000 jiwa. Kebanyakan berasal dari kelas menengah ke atas. Masyarakat di perkampungan ini kebanyakan karyawan PT. Semen Andalas Indonesia. Ada juga nelayan dan petani.

Saat tsunami datang, seluruh bangunan hancur dan terhempas hingga ratusan meter. Ajaib, masjid Rahmatullah yang lokasinya 500 meter dari bibir pantai masih berdiri dengan kokoh.

3.
Seorang nenek diselamatkan ular raksasa


Ummikasum (60) masih diberi umur panjang oleh Tuhan. Ada keajaiban saat tsunami menerjang Aceh. Kisah ini terjadi 10 tahun silam. Saat tsunami memporak-porandakan Aceh, ada seorang nenek bisa selamat setelah ditolong oleh seekor ular.


Kisah ini memang seperti tak masuk akal, namun ini sebuah kisah nyata. Kisah di balik selamatnya warga Aceh saat diterjang tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 lalu. Hingga memakan korban sebanyak 126.761 orang meninggal, 93.285 hilang, 25.572 terluka, dan 125.572 orang kehilangan tempat tinggal.

Ummikasum yang akrap disapa Maksum berprofesi sebagai juru memandikan mayat. Dia juga bidan kampung dan telah melakoni pekerjaan ini selama 35 tahun. Dia berkisah saat dirinya diselamatkan oleh seekor ular.

Kendati demikian, ia tidak ingat secara persis bagaimana cara dililit oleh ular tersebut. Hingga ia bisa selamat dari hantaman gelombang tsunami ini yang mencapai ketinggian gelombang sebatang pohon kepala tua.

Saat itu dirinya tidak sadarkan diri lagi. Sehingga dia tidak bisa menceritakan bagaimana cara dirinya digulung oleh gelombang tsunami. Akan tetapi tiba-tiba dirinya sudah berada di daerah jembatan Krueng Cut yang berjarak sekitar 800 meter dari rumahnya.

Saat itulah dia baru sadar, bahwa bersamanya ada seekor ular besar yang melilit tubuhnya. Kepala ular tersebut menjulur ke arah wajah Maksum. Namun saat itu, Maksum tidak sedikit merasa takut.

Justru Maksum mengaku, sempat berbisik dengan suara nada lemas, meminta agar bisa diselamatkan ke daratan. "Saya bilang waktu itu, tolong selamatkan saya ke darat," ucapnya dengan bahasa Aceh.

Lantas, ular itu mengantar ke darat langsung bergerak dan menenggelamkan dirinya dalam sungai dan lagi-lagi tiba-tiba dirinya sudah berada di jembatan Lamnyong, Darussalam dengan Jaraknya sekitar 300 meter.

4.
Orang selamat setelah naik kubah Masjid

Di sebuah Desa Gurah, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar ada cerita ajaib lainnya. Di sana ada Kubah masjid yang terhempas belasan Km.
Warga setempat menyebutnya Kubah Tsunami. Kubah inilah yang banyak diburu oleh wisatawan, terutama wisatawan asing untuk membuktikan dahsyatnya tsunami yang menerjang Aceh.

Untuk menuju ke tempat ini, harus melewati jalan yang belum beraspal sekitar 500 meter. Sebelum memasuki ke arena kubah dengan luas pekarangan sekitar 400 meter ini, terlebih dahulu mendapati sebuah kios yang berjualan pernak-pernik dan oleh-oleh milik Darmawan. Setelah memasuki dalam kawasan Kubah Tsunami, ada seorang wanita yang siap menyambut siapapun tamu yang datang.

"Banjir kemarin, karena hujan beberapa hari ini," kata Sriana (30), pemandu di Kubuh Tsunami mengawali pembicaraan.
Sejak sebelum tsunami, daerah ini merupakan persawahan warga. Saat tsunami menerjang Aceh, baru banyak orang mengunjungi daerah ini. Tentu punya alasan wisatawan datang yaitu ingin menyaksikan Kubah Tsunami yang terdampar dari Masjid Jami berasal dari desa Lam Teungoh. Jarak terdampar sekitar 2,5 Km dari tempat semula.

"Ada 7 orang selamat dalam kuba ini dan kubah ini ibarat kapal bagi mereka saat tsunami terjadi," jelas Sriana.

Kubah ini berbentuk bulat. Di dalam kubah ada cekungan yang terbuat dari semen. Di bawah kubah ada seperti lantai. Menurut Sriana, yang berbentuk lantai ini diperkirakan atap Masjid yang terlepas dan menjadi pondasi kubah ini yang berdiri kokoh. "Diperkirakan bobot kubah ini sampai 80 ton," jelasnya.